Pergeseran Tanah di Bolo, Tim PVMBG Paparkan Hasil Analisa pada Wakil Bupati Bima

Kabupaten Bima, Solusinewsntb.- Setelah melakukan tinjauan lapangan dan analisa lokasi gerakan tanah di Dusun Muku Desa Sanolo Kecamatan Bolo dan di desa Kaowa Kecamatan Lambitu, Tim PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM yang dipimpin oleh M. Kibar Suryadana, memaparkan hasil analisa di hadapan Wakil Bupati Bima H. Dahlan M.Noer dan para pejabat Lingkup Pemkab Bima di Ruang Rapat Sekretaris Daerah, Senin (12/6).

Wakil Bupati Bima H. Dahlan M. Noer saat menerima penyampaian Hasil Analisa pergeseran tanah dari Tim PVMBG. Foto: Ist

Tim yang memaparkan analisa pergeseran tanah tersebut ada empat orang yaitu Kibar M. Suryadana dari Penyelidik Bum, Yohandi Kristiawan juga dari Penyelidik Bumi, Ghele Radja Arios yang merupakan Kepala Balai Nusra dan Syatrin Kharis Kepala Pos PGA Tambora.

Bacaan Lainnya

Menurut Tim Analisa, Terkait fenomena alam yang terjadi di Dusun Muku RT19 RW07 Desa Sanolo-Bolo, Tim menyimpulkan bahwa penyebab dan pemicu retakan tanah karena keberadaan sesar normal di dekat lokasi dan juga akibat pengaruh gempa berkekuatan 5.6 SR yang terjadi pada 2 April 2023 lalu.

Penyebab lainnya menurut tim karena adanya endapan (sedimen) lunak di bawah permukaan (>30 m) serta pemotongan lereng akibat aktivitas manusia sehingga menyebabkan lereng kehilangan kekuatan (resistance force).

Terkait fenomena tersebut, Tim PVMBG merekomendasikan beberapa hal yaitu, pengurangan sedimen bulging (area yang mengalami kenaikan akibat tekanan dari atas sehingga terlihat seperti bukit baru) untuk mengurangi potensi longsoran bulging ke pemukiman, perluasan area terdampak/ potensi bahaya (kluster ring bahaya) serta relokasi pemukiman paling terdampak (Rusak Berat).

Rapat teknis juga merekomendasikan pengurangan beban volume tumpukan material yang membentuk bukit kecil (nendatan) yang terangkat di area ujung utara, juga penghentian aktivitas penambangan, mengingat kondisi lereng yang tidak stabil.

Dalam jangka pendek harus diupayakan air tidak masuk ke dalam lokasi zona gerakan tanah (mahkota), pembuatan sedotan atau saluran drainase di area bulging agar tidak terjadi penjenuhan dan pembuatan kolam pada area yang bulging/naik.

Untuk jangka panjang disarankan untuk melakukan kajian geologi lanjut menggunakan survei geolistrik (resistivity) untuk mengetahui kondisi bawah permukaan salah satunya bidang gelincir/kontak bawah permukaan yang bergerak, penataan saluran drainase aliran permukaan serta perlu dibuat saluran kedap air dan diusahakan tidak melewati tengah pemukiman.

Sementara itu Wakil Bupati H. Dahlan M. Noer yang memimpin rapat pembahasan menekankan perlunya penanganan yang lebih cepat, terobosan dan inovasi. Ia juga mengajak semua elemen untuk bergerak bersama mengatasi permasalahan yang ada.

Terobosan dan penanganan cepat itu penting itu segera dilakukan, agar kita tidak meninggalkan masalah yang akan terjadi pada generasi berikutnya,” Ujarnya.

#S1

Pos terkait