Kabupaten Bima, Solusinewsntb.- Prihatin dengan kondisi petani bawang merah di Bima karena anjloknya harga jual bawang merah di tengah biaya perawatan pertumbuhan bawang yang begitu mahal.
Petani Muda asal Desa Sampungu Noval menyampaikan, biaya perawatan pertumbuhan bawang mulai dari awal mencapai Rp. 70 juta untuk tanah garap 80 are. Harga bibit satu kuintal saat musim tanam mencapai Rp. 2 juta lebih, obat-obatan yang juga mahal dan harga puput pun sangat mahal.
Sedangkan harga panen bawang saat sekarang hanya dikisaran Rp. 800 ribu per Kuintal. Artinya dengan seperti itu petani sangat dirugikan. Harusnya, dengan biaya mahal seperti itu, harga bawang per Kuintal harus stabil dengan harga Rp. 1,5 juta hingga Rp. 2 juta.
“Kami minta Pemerintah jangan tutup mata dengan persoalan ini, karena salah satu penyumbang PAD di Kabupaten ini adalah dari petani bawang merah,” Ujarnya, Rabu (4/10).
Hal yang sama juga di sampaikan oleh petani muda di Kecamatan Lambu, Kevin mengungkap bahwa anjloknya harga bawang membuat petani meradang. Harusnya pemerintah memiliki sikap dan perhatian terhadap nasib para petani bawang.
Ia meminta agar pemerintah stabilkan harga panen bawang merah di tengah tingginya biaya produksi, Pemerintah daerah harus bertanggungjawab atas ketidakstabilan harga bawang yang merugikan para petani.
“Ketika tidak diindahkan maka Petani Lambu akan menjadi sumbu perlawanan rakyat Bima terhadap ketidakberpihakan pemerintah,” Tegasnya
#S1