Bima – Solusinewsntb.- Proses seleksi calon kepala sekolah di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memicu gelombang protes dari para peserta. Sejumlah guru yang merasa dirugikan lantaran tidak diloloskan pada tahap administrasi mengancam akan memboikot hingga menyegel lokasi ujian yang dijadwalkan berlangsung besok.
Dari informasi yang dihimpun, hanya sekitar 30 orang yang dinyatakan lolos dan berhak mengikuti ujian seleksi. Padahal, ratusan guru sebelumnya telah mengajukan berkas dengan persyaratan yang dinilai serupa.
Salah satu peserta yang tidak lolos, H. Gunawan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap panitia seleksi. Ia merasa diperlakukan tidak adil dan mencurigai adanya permainan dalam proses seleksi administrasi.
“Saya merasa dicurangi. Kalau berkas saya tidak memenuhi syarat, lalu kenapa yang lain dengan syarat sama bisa lolos? Kami akan boikot dan segel tempat ujian kalau tidak ada kejelasan,” tegas H. Gunawan, Kamis (11/7/2025).
H. Gun sapaan akrab pria yang sudah puluhan tahun mengabdi sebagai Wakasek di SMKN 1 Kota Bima ini mengaku kecewa atas proses seleksi yang dianggap ada ketidakadilan ini.
Sementara itu, Kepala KCD Dikmen Provinsi NTB, Siti Mariautun, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa proses seleksi merupakan kewenangan penuh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB serta Kementerian Pendidikan.
“Soal kelolosan peserta seleksi itu ranahnya ada di Dikbud Provinsi dan Kementerian, bukan wewenang kami di KCD,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi NTB maupun panitia seleksi terkait tudingan kecurangan tersebut. Suasana menjelang pelaksanaan ujian pun kian memanas.
#S1