Kota Bima, Solusinewsntb.- Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi membuka Sosialisasi dan Launching Inovasi Pelayanan Puskesmas Paruga di Aula Puskesmas Paruga Kota Bima, Rabu (9/8).
Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Bima didampingi oleh Asisten II Setda Kota Bima, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Dikbud, Kepala BNNK Bima, Kepala BRIDA, Camat Rasanae Barat dan Kepala Puskesmas Paruga.
Kepala Puskesmas Paruga Hj. Nurhaidah dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada 7 Inovasi yang di usulkan, hanya saja ada 4 yang lolos di Kemendagri. Inovasi tersebut akan memberi dorongan bagi masyarakat dan membawa nama Kota Bima dalam bidang Kesehatan ke permukaan.
Keempat Inovasi yang lolos tersebut adalah Inovasi Donor Buah, Inovasi Rehat Tanpa Rona PMS, Inovasi Madu Penting Mas dan Inovasi Gercep.
“Walaupun tidak semua inovasi yang kami usulkan, namun ada 4 inovasi yang berhasil lolos di Kemendagri,” Ujarnya
Inovasi Donor Buah kata Kepala Puskesmas adalah bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah gizi di masyarakat dan diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan dan perilaku masyarakat untuk mengkonsumsi buah dalam pemenuhan gizi.
Sedangkan Inovasi Rehat Tanpa Rona PMS merupakan singkatan dari Remaja Sehat Tanpa Rokok, Narkoba dan Penyakit Menular Seksual.
“Tujuan kami dalam Inovasi Rehat Tanpa Rona PMS ini adalah untuk meningkatkan Health Literasi pada remaja tentang Perilaku Merokok, Penyalahgunaan Napza dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR),” Katanya
Sedangkan untuk Inovasi Madu Penting Mas lanjut dia, merupakan singkatan dari Managemen Terpadu Penanganan Stunting di Puskesmas yang bertujuan untuk percepatan penurunan angka Stunting khususnya di wilayah kerja Puskesmas Paruga dan Kota Bima pada umumnya.
“Inovasi Madu Penting Mas ini merupakan suatu sistem dalam memadukan berbagai program yang terkait di Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yaitu ada program Gizi, KIA, UKM, UKS, TB, ISPA, DIARE, KESPRO dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) meliputi Poli MTBS/Anak, Poli KIA, Poli Remaja, dan KBR serta melibatkan lintas sektoral dalam penanganan Stunting,” jelasnya.
“Inovasi ini dikarenakan pada tahun lalu ada 2 ibu hamil yang mengalami keracunan kehamilan, sehingga ini memotivasi kami untuk mencetuskan Inovasi Gercep, dengan adanyanya inovasi ini kita dapat melakukan pendeteksian secara dini sehingga preeklamsia ini bisa kita cegah lebih cepat” ungkapnya.
Wali Kota Bima dalam sambutannya menyambut baik atas 4 Inovasi yang akan di Lounching pada kesempatan tersebut. Ia menilai Dinas Kesehatan dari tahun ketahun selalu meningkat dalam hal inovasi. Namun ia menginginkan inovasi tersebut jangan sampai tidak berjalan dan dampak positifnya harus dirasakan oleh masyarakat, karena bukan berapa banyak inovasi yang bisa lahirkan, namun bagaimana inovasi itu dapat memberikan dampak positif dari sisi kesehatan dan juga ekonomi.
“Jadi inovasi yang dihasilkan oleh Pemerintah ini dapat melindungi masyarakat,” ujarnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa keempat inovasi tersebut jangan sampai hilang dan harus tetap dipertahankan dan berharap agar keempat inovasi yang akan dilaunching tidak sekedar mengedukasi, tapi juga memberikan suatu manfaat kesehatan bagi masyarakat Kota Bima.
“Bila perlu diupgrade inovasi-inovasi tersebut sehingga ketajamannya lebih bagus, buatkan payung hukum, agar ada rekam jejak dari tahun ke tahun atas dampak apa yang telah diberikan dari inovasi tersebut kepada masyarakat, dengan begitu kita bisa mengukur mana inovasi kita yang kompatibel untuk dijadikan Icon, agar bagaimana inovasi yang menjadi Icon tersebut diduplikasi oleh daerah lain, semakin diduplikasi maka citra kita semakin bagus,” ucapnya.
Lutfi juga meminta agar dibatkan grafik yang bisa diukur dan harus punya target pada setiap inovasi yang ada, agar pada tahun sekian sudah berapa masalah kesehatan yang telah diseleseikan melalui inovasi tersebut dan tentunya semakin banyak masyarakat yang diobati tentu itu semakin baik.
Di akhir sambutannya beliau menginginkan agar 4 inovasi yang ada di Puskesmas Paruga dapat diperluas di Kota Bima.
“Saya harap inovasi-inovasi ini dapat diperluas Paruga jangan hanya jadi penggagas, tapi disebarluaskan keilmuannya agar dapat diduplikasi oleh puskesmas-puskesmas lain,” tutupnya.
#S1